![](https://kepri.info/4rie-eval/uploads/2019/09/Tari-Cindai-Menangis-Sanggar-Seni.jpg)
Tari Cindai Menangis Sanggar Seni Pelangi Kecamatan Lingga. (Foto Istimewa)
Lingga, Kepri.info – Tarian kreasi “Cindai Menangis” Sanggar Seni Pelangi Kecamatan Lingga meraih juara pertama pada parade tari daerah Kabuapten Lingga 2019, yang digelar di Halaman Kantor Bupati Lingga 28-29 Juni 2019.
Kegiatan parade tari tersebut merupakan penutup dari kegiatan “Gema Idul Fitri 2019, yang digelar selama 1 Minggu, sekaligus untuk memanfaatkan suasana Idul Fitri 1440 Hijriyah.
Salah seorang juri parade tari daerah Kabupaten Lingga, Efi Martison mengatakan, bahwa para penari dan para pemusik merupakan para pejuang kebudayaan. Pihaknya memberi apresiasi kapada mereka, karena dari merekalah, kebudayaan terus dilestarikan, terpelihara dan berkembang.
Ia mengapresiasi dengan perkembangan seni terutama seni tari kreasi di Kabupaten Lingga. Dia berpesan kepada pemerintah daerah setempat melalui Disbud, selain tari kreasi, tari tradisi juga tetap harus diberi panggung.
“Diharapkan sanggar yang akan menjadi utusan Kabupaten Lingga di tingkat Provinsi terus dibekali lagi dengan perbaikan dan penyempurnaan, karena di tingkat Provinsi tentu persaingannnya akan semakin ketat,” kata Efi Martison pada saat penutupan parade tari daerah Kabupaten Lingga, kemarin.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga, Muhammad Ishak dalam sambutannya menyampaikan, sangat berterima kasih sekali kepada para Camat yang telah bersusah payah mengutus sanggar-sanggar untuk mengikuti parade tari tahun ini.
“Saya tahu betul, betapa beban berat bagi para Camat karena belum tersedia anggaran untuk mendukung kegiatan parade,”
Ia mengatakan akan segera mengusulkan kepada Bupati Lingga secara tertulis, supaya di tahun mendatang agar dialokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan parade tari ke masing-masing kecamatan.
“Seperti dukungan dana untuk kegiatan pelaksanaan STQ/MTQ setiap tahun dan ini sangat beralasan, karena kegiatan parade tari ini merupakan kegiatan event tahunan yang digelar setiap tahun, kepada sanggar pemenang saya ucapkan tahniah dan terus berlatih lebih maksimal,” terangnya.
Ishak menambahkan, terkait dengan usulan dari salah satu juri yang menyarankan agar kedepan, selain tari kreasi dan tari tradisi juga perlu diberi panggung. Dia mengharapkan hal sama seperti itu, karena hal itu pernah dilakukaan beberapa tahun lalu, ketika pelaksanaan Rampai Seni Budaya Melayu (RSBM).
“Tari tradisi tidak pernah alpa dipertandingkan, mudhan-mudahan saja anggaran di tahun mendatang untuk kegiatan tersebut tersedia,” tutupnya.
Untuk diketahui, Sanggar seni Sang Setia dari Kecamatan Senayang yang membawakan “Tarian Air Betuah (air jele ) Siluman Kera” keluar sebagai pemenang kedua, sementara pemenang ketiga diraih Sanggar Megat Syah Alam, Kecamatan Lingga dengan tarian ” darah putih” dan pada keempat diraih Sanggar Langgam Selatan, Kecamatan Singkep yang membawakan tarian “Batu Bongkok”.
Para pemenang tersebut setelah diumumkan para dewan juri yang terdiri dari Said Parman, Muhammad Zen dan Efi Martison menjelang penutupan parade tari daerah Kabupaten Lingga tahun 2019. (PjK)