oleh

Sofha Bahtiar Harapkan Tradisi Menyulam Libatkan Anak Muda Lingga

Pjs. Ketua TP PKK Kepri Sofha Marwah Bahtiar, mengunjungi beberapa tempat cagar budaya di Daek Lingga. Kerajinan Tudung Manto dan Tenun Songket Lingga membuat Sofha kagum dan berjanji akan turut mempromosikan kerajinan tradisional tersebut.

“Saya kagum sekali dengan ibu-ibu PKK di Daek Lingga yang  mempertahankan kerajinan tradisional seperti ini. Meski terlihat sulit, tetapi semangat mempertahankan budaya tradisi mereka luar biasa,” tutur Sofha.

Sebelum sampai di Daek Lingga, Sofha sudah mencoba memakai Tudung Manto. Penutup kepala khas Melayu ini langsung membuat Sofha jatuh cinta dan mendorong keinginan kuat untuk melihat langsung kegiatan menyulam (tekat) Tudung Manto.

Tiba di Daek Lingga, Sofha didampingi Pjs. Ketua TP PKK Lingga Yanti Juramadi Esram langsung menuju Rumah Tekat Halimah tempat pusat Kerajinan Tudung Manto di Kampung Mentuk, Kelurahan Daek Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga.

Di tempat ini ada sekitar enam orang pengerajin Tudung Mantu yang sedang beraktifitas. Suasana tersebut digunakan Sofha untuk belajar kilat menyulam benang khusus bernama pelingkan di atas kain berukuran hampir dua meter.

“Tudung Mantu mewah sekali dikenakan. Membuatnya pun tidak bisa dibilang mudah karena membutuhkan seni, kesabaran dan teknik tersendiri. Nanti saya akan bantu promosikan kerajinan Tudung Mantu ini,” ucap Sofha di Rumah Tekat Halimah, Jumat (20/11) di Daek Lingga.

Selanjutnya Sofha mengunjungi Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga. Di tempat ini berlangsung kegiatan workshop menenun motif khas Lingga. Tradisi yang sejak tahun 1950-an sudah berhenti dilakukan, sekarang dihidupkan lagi dengan alat-alat tenun tradisional.

Tidak lupa Sofha mengajak ibu-ibu PKK Lingga dan anggotanya untuk semakin menggiatkan tradisi sulam Tudung Mantu dan tenunan songket khas Lingga tersebut.  Sofha berharap kegiatan menekat (menyulam) Tudung Manto dan tenun songket bisa menjadi keterampilan tambahan bagi anak-anak muda di Lingga. Baik dalam teknik menekat dan menenun maupun untuk strategi pemasarannya.

“Kegiatan menyulam Tudung Mantu sangat berpotensi besar dalam menunjang ekonomi keluarga. Harganya jutaan dan bila mahir mengerjakannya sendiri keuntungannya bisa setengah dari harga modal. Saya berharap, Ibu-ibu PKK di sini bisa menangkap peluang ini,” tutup Sofha.

Komentar