Sekdaprov Kepri TS Arif Fadillah mendukung kesiapan launching Batam Logistik Ekosistem (BLE). Penerapan BLE akan mempercepat mewujudkan program Nasional Logistik Ekosistem (NLE).
Dukungan tersebut, disampaikan TS Arif Fadillah usai mengikuti pembahasan secara tatap muka bersama seluruh pihak terkait bertempat di Hotel Haris Batam Senter, Rabu (12/7).
Menurut Arif, Pemprov Kepri sangat mendukung upaya percepatan BLE dalam rangka menarik investasi. Sejauh ini dari permasalahan di lapangan, masih ditemui ada aturan dan proses perijinan yang memakan waktu. Hal ini akan mengurangi daya tarik investasi daerah ini.
Karena itu, kata Arif, pembenahan persoalan logistik ini, agar Kepri bisa bersaing, dengan pelabuhan di Singapura dan Tanjung Pelepas Malaysia, jelas Arif.
Dicontohkan Arif, bagaimana bila ada kapal malam hari yang akan bersandar, dan pagi hari sudah harus keluar lagi, tapi perijinan harus ke pusat. Dipastikan, akan terganggu upaya mereka untuk bersandar.
“Tentu ini akan merugikan kita,” kata Arif.
Karenanya, atas saran Kemenko Marvest pihak-pihak terkait dan semua stekholder khususnya Bea dan Cukai yang memiliki perijinan logistik ekosistem, untuk menyatukan semua perijinan Sehingga semua perijinan bisa siap dalam hitungan menit.
Arif melihat semua pihak, sudah memiliki semangat bersama, mereka terus berkolabirasi membulatkan tekad, untuk menjadikan BLE sebagai daya saing Batam kedepan.
“Ini yang sangat saya apresiasi, ” kata Arif.
Meski begitu Arif juga menekankan, pentingnya birokrasi terutama dari pusat, untuk legowo memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah agar setiap perijinan cukup di daerah dan tidak perlu lagi ke pusat.
Beruntung, tim terpadu dibawah koordinasi Kemenko Marvest tengah menyiapkan SK terkait kemudahan perijinan. Pemprov Kepri ada di dalamnya. Bila peraturan tersebut sudah efektif berlaku, maka setiap kapal yang masuk untuk keperluan eksport dan import sudah bisa dengan cepat dilayani.
Pembahasan BLE kali ini dibuka langsung Sekretaris Kemenko Marves (Sesmenko) Agung Kuswandono. Hadir juga Penasehat Ahli Menko Marvest Prof Dr Marsetio, Staf Ahli Menko Marves Bidang Manajemen Konektivitas Sahat Manaor Panggabean.
Menurut Sahat selaku pimpinan rapat nenyebutkan, persoalan teknis mewujudkan BLE terkait dengan pengelolaan data base masing-masing pihak. Mulai dari BP Batam, Kantor Imigrasi, Bea Cukai dan Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kusus Batam.
“Tapi kuncinya keterbukaan semua pihak. Dan tadi semua steakholder telah siap berkolaborasi. Jika semua pihak telah saling mendukung, mudah-mudahan launching BLE Agustus ini segera terwujud,” kata Sahat.
Sebagaimana diketahui, rapat pembahasan ini juga tindak lanjut atas penetapan tiga daerah labuh jangkar di Kepri. Karena setelah penetapan tiga daerah labuh jangkar, maka perlu melakukan penataan ekosistem logistiknya. Mulai dari ship to ship floating storage unit (STS FSU).
Target dari NLE ini yakni mengimplementasikan Inspres No 5 Tahun 2020 untuk menurunkan biaya logistik, sehingga secara nasional akan terlihat bahwa indeks logistik nasional akan lebih baik.