Tim Penggerak PKK Provinsi Kepulauan Riau terus mendukung gerakan diversifikasi pangan lokal. Salah satunya dalam bentuk edukasi melalui sosialisasi kepada kader-kader PKK untuk mengonsumsi pangan lokal dengan tetap mengacu pada pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman.
Hal ini disampaikan Hj. Dewi Kumalasari Ansar saat menghadiri Dialog khusus Diversifikasi Pangan Lokal TV Kepri di Waroeng Melayoe Kopi Sekanak Tanjung Unggat, Tanjungpinang, Senin (4/10) petang.
Menurut Ketua TP PKK Provinsi Kepri komoditas lokal dapat berkontribusi positif untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga, masyarakat, dan kedaulatan nasional, apabila peluang ini dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal.
“PKK akan terus berupaya maksimal meneruskan kampanye ini menggunakan struktur yang kami punya hingga tingkat keluarga, dasawisma, Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten Kota. Intinya, masyarakat tetap sehat dengan pangan lokal dan kenyang tidak harus dengan konsumsi nasi,” ujar Dewi Ansar.
Dewi Ansar yang juga menjabat Wakil Ketua I DPRD Provinsi Kepri menjelaskan berbagai macam kreasi menu pangan lokal yang ada di masyarakat sangat membantu pemenuhan gizi keluarga untuk mendukung ketahanan pangan keluarga.
“Pemenuhan pangan yang sehat dan aman dapat terpenuhi, apabila kader-kader PKK dapat membuat masakan sendiri yang disenangi keluarganya dalam pemenuhan konsumsi dan gizi,” jelas legislator Dompak.
Dewi Ansar juga menaruh harapan diversifikasi diawali dengan pengolahan dan dilanjutkan pengembangan agar produksi pangan lokal bisa diminati, sehingga semakin luas dan dapat diwujudkan dalam menu makanan harian keluarga serta lapisan masyarakat.
“Besar harapan kita bersama, agar pangan lokal beragam menjadi modal awal dalam pelaksanaan diversifikasi berbasis sumberdaya alam dengan mudah diterima masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Kadis Pertanian Rika Azmi mengatakan dalam menggalakan diversifikasi pangan lokal adalah suatu upaya Pemerintah untuk meragamkan, mengkreasikan konsumsi pangan ditengah masyarakat supaya tidak bergantung pada satu komoditas.
Maka, dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan Pemerintah membuat kebijakan untuk meragamkan, mengkreasikan pangan yang didukung oleh kearifan lokal.
“Kita tahu bahwa dulu pengembangan penanaman beras luar biasa, tetapi adanya proses industrialisasi, alih fungsi lahan akhirnya tanaman sawah semakin berkurang. Untuk itu, Pemerintah mengakselarasi diversifikasi pangan lokal ini dalam peningkatan upaya-upaya produksi,” katanya.
Untuk Provinsi Kepulauan Riau, Rika Azmi menjelaskan oleh Kementerian Pertanian ditetapkan Sagu sebagai salah satu pangan lokal yang dikembangkan, dengan potensi sagu sekitar 5000 hektar yang menghasilkan 3700 ton sagu pertahun.
“Nah, kalau kita lihat saat ini konsumsi sagu di Kepri sekitar 0,17 Kg perkapita pertahun, jadi nanti pada tahun 2024 kita mengharapkan meningkat pada level 0,32 Kg perkapita pertahun,” terangnya.
Rika Azmi melanjutkan, ini tentu perlu upaya-upaya bagaimana sagu ini diperkenalkan secara masif ditengah masyarakat, salah satunya adalah yang di lakukan roadshow, promosi dan webinar.
“Artinya pangan lokal sudah tersedia, hanya tinggal bagaimana masyarakat mengetahuinya,” lanjutnya.