TANJUNGPINANG,Kepri.info – Tantangan Generasi Z atau generasi millenial di era modern di Tanjungpinang yaitu Berbagai persoalan kerap menghampiri mereka, seperti masalah keluarga, ekonomi, finansial bahkan pekerjaan.
Yang menjadi tantangan tersendiri dan pokok masalah mendasar saat ini ialah permasalahan dari sektor pekerjaan.
Banyak dari mereka terpaksa harus banting tulang untuk mencari pekerjaan, namun yang mirisnya, lowongan pekerjaan yang sulit menjadi tantangan mendasar bagi Gen Z dari tahun ke tahun.
Berbagai kebijakan yang dibuat, tidak mampu menampung jumlah generasi yang kian hari kian menjamur.
Berdasarkan ekslusif dari platform end to end property pinhome, mencatat setidaknya ada 41 juta orang Indonesia yang termasuk dalam generasi sandwich atau generasi yang dihimpit oleh kebutuhan ekonomi yang tertekan.
Dari jumlah tersebut 53 persen diantaranya adalah millenial, 26 persen Gen Z dan sisanya Gen X.
Dari data itu dapat menunjukkan bahwa tingkatan pendidikan tidak menjamin seseorang mendapat kerja yang layak sesuai jenjang pendidikan.
Akip, seorang freelancer lulusan SMKN 4 Tanjungpinang mengaku kesulitan dalam mencari pekerjaan.
Padahal skill jurusan komunikasi teknologi yang ia tekuni semasa di sekolah seharusnya dapat membantunya bekerja di tempat dan perusahaan yabg besar, namun tidak demikian.
Ia mengaku persaingan dalam mencari pekerjaan sangat ia rasakan setelah lulus dari dunia pendidikan.
“Sangat susah bang, saya terasa sekali, persaingan meningkat, yang punya skill sjaa perusahaan masih mikir mikir, apalagi yabg tidak punya keahlian sama sekali,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan Fitri seorang sarjana lulusan ilmu komunikasi, dia mengatakan terus melayangkan dokumen lamaran di setiap perusahaan yang membuka lowongan, namun hasilnya nihil.
“Sudah bingung saya mau lamar di mana lagi, saya berharap pemerintah harus fokus akan hal ini, makin besar bonus demografi, harus makin besar juga peluang kerja yang harus di buka bagi lulusan seperti kami ini,” keluhnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro mengatakan saat ini Pemko Tanjungpinang terus berupaya membuka lowongan pekerjaan bagi seluruh putra asli daerah.
Meski belum terserap merata, namun ia memastikan akan terus berupaya melobi perusahaan untuk membuka seluas luasnya lowongan kerja.
“Kita juga sering mengadakan job fair, beberapa waktu lalu di SMKN 4 Tanjungpinang, ini merupakan upaya dari Pemko juga bekerjasama dengan sekolah sekolah,” katanya Jumat (11/10/2024).
“Kemarin juga atas rekomendasi Plh Kadis Pendidikan Provinsi Kepri pak Dali agar dinas tenaga kerja kabupaten dan kota untuk membuat sertifikasi kepada masyarakat yang membutuhkan, itu juga nanti insyaallah akan kita jalankan,” ujarnya.
Kemudian, data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat sebanyak 45.762 orang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) periode Januari hingga Agustus 2024.
Dari kasus PHK tersebut, Provinsi Jawa Tengah, Banten dan Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus PHK tertinggi selama tahun 2024. (Rik)







