TANJUNGPINANG, Kepri.info -Keberhasilan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) telah dibuktikan dengan dampak yang terjadi.
Bukan hanya pada sisi kawasannya, lapangan pekerja yang besar telah menyerap warga tempatan dalam mendapatkan pekerjaan.
Bahkan, dampak yang muncul dari keberadaan kawasan itu juga dengan warga sekitar.
Banyak penjual makanan hingga jasa seperti laundry menerima dampak positif dalam penghasilan pendapatan.
Hal ini disampaikan Pemilik PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), George Santos
Ia mengungkapkan, bahwa keberhasilan kawasan ini tak lepas dari dukungan infrastruktur yang memadai.
Mulai dari ketersediaan listrik, air, hingga fasilitas pelabuhan yang mampu disandari kapal berkapasitas hingga 75.000 ton.
“semua kebutuhan telah dipersiapkan dengan matang. Bahkan, pelabuhan kami mampu melayani kapal besar,”katanya, Senin (28/04/2025).
Sementara terhadap pasokan listrik saat ini, sudah mencapai 1.000 megawatt dan akan ditingkatkan menjadi 2.300 megawatt.
Santos juga menekankan, tidak terlepas dengan kepastian hukum dan keamanan dalam menarik minat investor.
Selain itu, hal mendasari juga hadirnya dukungan masyarakat sekitar dinilai sangat membantu menciptakan iklim investasi yang kondusif.
“Kami bersyukur masyarakat turut mendukung, bahkan membuka usaha seperti warung makan dan laundry yang ikut menggerakkan ekonomi lokal,” ujarnya.
Sebagai upaya peningkatan kualitas SDM, PT BAI akan membangun Politeknik khusus untuk mendukung pelatihan dan pendidikan vokasi bagi tenaga kerja lokal.
“Setelah lulus, mereka bisa bekerja di mana saja,” tambahnya.
Hingga saat ini, KEK Galang Batang telah menjadi rumah bagi berbagai industri strategis seperti pemurnian bauksit, garmen, caustic soda, panel surya dan pabrik batu kapur.
“Dalam waktu dekat akan menyusul pengembangan industri LNG,” katanya.
Menurut Santos, prospek hilirisasi bauksit sangat cerah, terlebih Indonesia memiliki posisi strategis di pasar global.
“Permintaan alumina global, terutama dari Tiongkok, sangat tinggi. Ini peluang besar bagi Indonesia,” jelasnya.
Sejak diresmikan dan melepas ekspor perdana Smelter Grade Alumina (SGA) oleh Presiden Joko Widodo pada 2022, volume ekspor dan aktivitas produksi di kawasan ini terus meningkat.
Nilai investasi pun melonjak, dari Rp20 triliun pada 2023 menjadi Rp30 triliun pada 2024.
Selain itu, Tokoh pemuda Bintan, Yudi Iskandar mengapresiasi keberadaan KEK Galang Batang.
Ia menilai kawasan ini telah membuka lapangan kerja, memberdayakan UMKM, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
“Hampir setiap tahun ribuan tenaga kerja lokal terserap. Ini jadi inspirasi bagi pelaku usaha lain agar turut serta membangun daerah. Perusahaan itu juga sangat sering melakukan kegiatan sosial,”katanya.(rik)