TANJUNGPINANG, Kepri.info – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Tanjungpinang tidak hanya memperketat aspek keselamatan kapal, tetapi juga memperkuat koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kolaborasi ini menjadi langkah kunci dalam mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang sering terjadi pada puncak musim pancaroba di akhir tahun.
Kepala Kantor Kesyahbandaran KSOP Kelas II Tanjungpinang, Febrianto Dian Iskandar, melalui Kepala Subbagian Tata Usaha KSOP Tanjungpinang, Harry Priambodo, menegaskan bahwa pemantauan cuaca kini menjadi perhatian utama.
Mengingat Desember hingga awal tahun sering diwarnai angin kencang dan gelombang tinggi, informasi BMKG menjadi dasar vital untuk menentukan izin berlayar.
“Kita ketahui di bulan Desember sama awal tahun itu panca roba, termasuk musim sudah mulai lumayan ekstrem,” ujarnya saat diwawancarai awak media, Rabu (03/12/2025).
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, personel BMKG juga ditempatkan di pelabuhan untuk memberikan laporan kondisi cuaca secara langsung sebelum kapal diberangkatkan.
“Teman-teman BMKG pun ada juga yang selalunya standby di pelabuhan dalam pelaksanaannya,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Syahbandar memegang kewenangan penuh untuk menunda keberangkatan kapal apabila kondisi cuaca tidak mendukung, sesuai amanat UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
“Langkah ini kami diterapkan demi memastikan perjalanan laut tetap dalam batas aman. Dan kami juga turut memperketat pengawasan kapasitas penumpang pada setiap kapal,” sebutnya.
Melalui data plan C yang wajib dimiliki kapal, petugas dapat langsung mengetahui batas maksimal penumpang untuk mencegah kelebihan muatan yang berpotensi membahayakan keselamatan.
“Harapan kita masyarakat bisa mengikuti dan patuh pada aturan,” tutupnya. (Nzl)
Reporter: Nuzli Rhamadhani
Redaktur: Jendaras Karloan








