TANJUNGPINANG,Kepri.info – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) bersama Pemerintah Kota Tanjungpinang menggelar rapat paripurna istimewa peringatan hari jadi Kota Otonom Tanjungpinang ke 23 di Senggarang, Kamis (17/10/2024).
Paripurna di awali dengan penampilan tari persembahan oleh SDN 002 Bukit Bestari sebagai pembuka acara.
Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta dan pembacaan ayat kursi Alquran agar kegiatan dilancarkan dan dimudahkan tanpa ada halangan hingga selesai.
Suasana khidmat berlangsung selama pelaksanaan paripurna, tampak tamu undangan dan pejabat hadir lengkap memakai pakaian kurung melayu sebagai tanda kecintaan terhadap khazanah budaya melayu.
Rapat paripurna dipimpin oleh Ketua dan Wakil Ketua DPRD sementara, Agus Djurianto dan Novaliandri Fathir.
Agus menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kota Tanjungpinang. Dia berharap dengan peringatan hari jadi Kota Otonom di harapkan dapat membangkitkan semangat membangun dan mempererat tali silaturahmi.
“Apresiasi yang tak terhingga untuk kita semua, semoga allah selalu meridhoi segala perbuatan kita ini,” ucapnya.
Dia menganalogikan bahwa di umur yang sudah beranjak pada kategori dewasa ini merupakan fase akhir, sehingga kematangan berfikir harus sesuai dengan tindak tanduk perilaku dari Pemerintah sebagai induk dari masyarakat.
“Kerja keras, cerdas, tuntas harus kita wujudkan, besar harapan seluruh komponen elemen masyarakat untuk baha membahu mewujudkan cita cita Koya Tanjungpinang yang maju, berbudaya, sejahtera dalam harmoni kebhinekaan,” jelasnya.
Selain itu, kolaborasi antara eksekutif, legislatif dan yudikatif sangat diharapkan untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi suatu daerah dan bangsa.
Sehingga kontribusi dalam pembangunan dapat maksimal dan dirasakan oleh seluruh masyarakat kota Gurindam 12 ini.
“Tentunya tidak lupa atas izin allah dan rahmatnya lah kita berharap dan memohon,” pungkasnya.
Berdasarkan Sulalatus Salatin Tanjungpinang merupakan bagian dari kerajaan Malak.
Setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugal, Sultan Mahmud Syah menjadikan kawasan ini sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Malaka.
Kemudian menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Johor, sebelum diambil alih oleh Belanda setelah mereka menundukkan perlawanan Raja Haji Fisabilillah tahun 1784 di Pulau Penyengat.
Pada masa Hindia Belanda, Tanjungpinang merupakan pusat pemerintahan Karesidenan Riouw. Kemudian di awal kemerdekaan
Indonesia, menjadi ibu kota Provinsi Riau, pada tahun 1957, Tanjungpinang menjadi ibu kota Provinsi Riau.
Namun, dua tahun kemudian ibu kota provinsi itu dipindahkan ke Pekanbaru. Setelah itu statusnya menjadi Kota Administratif hingga tahun 2000.
Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2001, pada tanggal 21 Juni 2001 statusnya ditingkatkan menjadi Kota Tanjungpinang. Pusat pemerintahan yang semula berada di pusat Kota Tanjungpinang, kemudian dipindahkan ke Senggarang bagian utara kota. (Rik)