oleh

Nelayan Tanjung Unggat Resah

-Penimbunan Bakau Disinyalir Tak Berizin

Aktifitas penimbunan laut dengan membabat hutan bakau atau mangrov didaerah Tanjung Unggat, Kota Tanjungpinang.
Aktifitas penimbunan laut dengan membabat hutan bakau atau mangrov didaerah Tanjung Unggat, Kota Tanjungpinang.

TANJUNGPINANG (Kepri.info) – Sejumlah Nelayan tradisonal Kota Tanjungpinang ,terutama didaerah Tanjung Unggat semakin resah. Hal ini akibat aktifitas penimbunan laut dengan membabat hutan bakau atau mangrove.

Dampak aktifitas tersebut telah membuat Air laut menjadi keruh pekat kemerahan sampai radius yang cukup jauh dari bibir pantai.Akibatnya, ikan dan udang yang berhabitat disana semakin sulit dijumpai, sementara nelayan yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan menjadi resah karena hasil tangkapan sudah tidak bisa diharapkan.
“Nelayan disini adalah nelayan tradisional yang mengandalkan perahu dayung dan alat sederhana untuk menangkap udang, ketam dan ikan. Mereka tak bisa melaut sampai ketengah, kalau laut didaerah ini sudah tak ada tangkapan jelaslah kehidupan mereka terancam,” kata Indra Jaya dari LSM Lidik Kepri, bersama sejumlah nelayan dilokasi tersebut, Sabtu (4/2).

Indra menjelaskan, pihaknya sengaja turun ke lokasi tersebut karena mendapat pengaduan dari sejumlah nelayan terkait aktifitas penimbunan laut didaerah tersebut. Saat meninjau lokasi, lanjut indra pihaknya tidak ada melihat papan izin yang dipasang dikawasan tersebut.Pihaknya menduga aktifitas tersebut tidak berizin dan meminta agar pihak berwenang menghentikanya.
“Kita menduga aktifitas ini bodong, karena tak ada plang izinnya. Kalau memang tak berizin kita meminta agar pihak berwenang segera menghentikan aktifitas ini,” imbuhnya.

Dia mengatakan, dari hasil tinjauan saat pihaknya turun kelokasi bersama persatuan nelayan tradisional, bahwa terlihat baru sepertiga laut yang ditimbuh dari rencana pengusaha.

“Dari hasil tinjauan kita tadi, kelihatan nya itu baru sepertiga yang timbun tapi rencana lebih luas lagi,” tutup Indra.(aff)

Komentar