TANJUNGPINANG, Kepri.info – Pemerintah Kota Tanjungpinang menunjukkan komitmennya terus aktif mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi yang diadakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI secara hybrid di Ruang Rapat Asisten 2 Kantor Wali Kota Tanjungpinang, Selasa (23/9/2025).
Dipimpin langsung Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian menyampaikan angka inflasi nasional pada Agustus 2025 sebesar 2,31 % (y-on-y) dan -0, 08 % (m-to-m).
“Rentang angka 2,5% plus minus 1%, adalah angka yang paling ideal untuk Indonesia. Keseimbangan antara menyenangkan produsen dengan konsumen”, ujarnya
Sementara itu, tingkat inflasi dibeberapa negara di dunia per agustus 2025 (y-on-y) %, inflasi Indonesia berada pada peringkat 76 dari 186 negara di dunia, sedangkan untuk negara ASEAN berada di peringkat 8 dari 11 negara.
Menurutnya, intervensi yang dilakukan oleh pemerintah berhasil menekan kenaikan harga di banyak daerah.
“Capaian ini tidak lepas dari intervensi yang dilakukan oleh pemerintah yakni melalui penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan Gerakan Pangan Murah (GPM)”, ucapnya.
Ia juga menyoroti kenaikan beras dan harga telur dalam beberapa waktu terakhir.
Menurutnya, fluktuasi ini dipengaruhi oleh permintaan tinggi maupun meningkatnya biaya pakan, khususnya jagung yang merupakan komponen utama pakan ayam.
Ia mengimbau daerah yang mengalami tingkat inflasi diatas 3,5% untuk berkoordinasi bersama BPS, Bulog, dan Perwakilan BI serta asosiasi pengusaha di daerahnya masing-masing untuk memetakan masalah guna percepatan langkah konkret untuk menekan laju inflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras pada September 2025, salah satunya dipicu penurunan produksi jagung
Kepala BPS Kota Tanjungpinang, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan terkait jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga beras menurun pada pekan ketiga September 2025.
Hanya 106 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras dan jumlah ini turun dibanding pekan sebelumnya yang mencapai 109 kabupaten/kota.
Amalia juga menjelaskan harga daging ayam ras naik 4,13 persen dibanding Agustus 2025, dengan rata-rata harga nasional mencapai Rp37.956 per kilogram. Sementara itu, harga telur ayam ras naik 0,21 persen menjadi Rp30.721 per kilogram.
“Harga daging ayam ras dan telur ayam ras naik seiring dengan penurunan produksi jagung di Agustus–Oktober. Harga jagung pipilan kering sebagai bahan pakan ternak ikut naik signifikan, sehingga mendorong harga ayam dan telur,” jelas Amalia.
Menanggapi hal ini, Asisten II Bidang Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Kota Tanjungpinang, Elfiani Sandri, menyampaikan bahwa pemko Tanjungpinang juga terus berupaya melakukan langkah-langkah konkret guna menekan laju inflasi di daerah.
“Peran serta seluruh Perangkat Daerah terkait tentunya sangat penting untuk menjaga kestabilan harga di semua sektor. Dan untuk mengimplementasikan langkah-langkah pengendalian inflasi secara efektif tentunya dengan saling bersinergi kita dapat terus memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil daerah dapat terlaksana di lapangan dengan baik”, ujar Elfiani.
Melalui pemantauan serta evaluasi rutin melalui rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terhadap kebijakan pengendalian inflasi juga menjadi langkah strategis untuk menjaga kestabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat khususnya kota Tanjungpinang. (rls)