Menu

Mode Gelap
Wagub Kepri Tinjau Lokasi Kebakaran Kapal MT Federal II di Batam Wawako Tanjungpinang Sambut Perwakilan BPK, Bahas BMD Pemkab Bintan Gelar Ekspose Hasil Kajian Pemekaran Kecamatan Bintan Timur Prakiraan Cuaca BMKG untuk Wilayah Kepri Besok Hari Kapolda Kepri Tinjau Tempat Kebakaran Kapal Federal II di Batam dan Jenguk Para Korban Kapal MT Federal II Meledak di Batam, 10 Orang Tewas 21 Luka-Luka

Kepri

Puspen Kemendagri Gelar Rakor Agenda Siaga Tuberkulosis

badge-check


					Keterangan Foto: Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri (Puspen Kemendagri) Republik Indonesia saat  rakor melalui Zoom Meeting bersama seluruh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) se-Indonesia, Rabu (28/05/2025) pagi, (Diskominfo Kepri). Perbesar

Keterangan Foto: Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri (Puspen Kemendagri) Republik Indonesia saat rakor melalui Zoom Meeting bersama seluruh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) se-Indonesia, Rabu (28/05/2025) pagi, (Diskominfo Kepri).

JAKARTA, Kepri.info – Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri (Puspen Kemendagri) Republik Indonesia menggelar rakor melalui Zoom Meeting bersama seluruh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) se-Indonesia, membahas membahas secara khusus agenda Setting Desa/Keluarga Siaga Tuberkulosis (TBC) sebagai bagian dari upaya nasional memunahkan TBC dari tanah air, pada Rabu (28/05/2025) pagi.

Zoom meeting ini dimoderatori oleh Witra Evelin dari Kantor Komunikasi Kepresidenan RI. Hadir sebagai narasumber yakni Tenaga Ahli Madya Kantor Komunikasi Kepresidenan RI, Albenna Revo, dan Tenaga Ahli Kantor Komunikasi Kepresidenan RI, Chaca Annissa.

Dalam paparannya, Albenna Revo menegaskan pentingnya Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) sebagai langkah strategis percepatan penanganan TBC di Indonesia. Program ini mencakup penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan gratis, penuntasan kasus TBC, dan pembangunan rumah sakit lengkap serta berkualitas di tingkat kabupaten.

Albenna juga mengungkapkan bahwa TBC bukanlah penyakit baru bagi Indonesia. Bahkan, catatan tertua tentang TBC ditemukan dalam relief Candi Borobudur yang berasal dari abad ke-8 Masehi.

Hingga kini TBC tetap menjadi ancaman nyata, menurut WHO, pada tahun 2023 Indonesia berada di peringkat kedua dunia dengan 1,9 juta kasus TBC baru setiap tahunnya.

Angka kematian akibat TBC mencapai lebih dari 120 ribu jiwa per tahun, serta menimbulkan kerugian ekonomi hingga USD 6,92 miliar akibat kehilangan produktivitas dan kasus yang tidak terdeteksi.

“Untuk memutus rantai penularan TBC yang sudah ada sejak lama, komunikasi menjadi kunci utama,” ujar Albenna.

Albenna menjelaskan bahwa Presiden RI Prabowo Subianto telah menginstruksikan Kementerian Kesehatan, Kantor Komunikasi Kepresidenan dan Kemendagri untuk mendorong partisipasi masyarakat melalui program-program pemberantasan TBC.

Pemerintah mengusung langkah aktif seperti skrining dan penemuan kasus TBC secara masif (Active Case Finding) dengan teknologi X-Ray, disertai pemeriksaan kesehatan gratis, diagnostik TBC menggunakan TCM, PCR, serta penguatan integrasi data dan informasi.

Tak hanya itu, insentif juga diberikan kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) atas keberhasilan penemuan kasus, termasuk sistem transportasi spesimen yang diperkuat.

Untuk pengobatan, pemerintah menyediakan rejimen obat terbaru untuk TBC Sensitif Obat (SO) dan Resisten Obat (RO), pemberian SKP kepada tenaga kesehatan, pemantauan ketat oleh puskesmas, hingga pengembangan sistem digital seperti PeduliSehat alert dan E-learning TB di platform Plataran Sehat.

Upaya pencegahan juga dilakukan melalui penyediaan obat untuk TBC laten, pelatihan pencegahan infeksi, riset vaksin, serta pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) bagi kontak erat yang hasil tesnya negatif.

“Punahkan TBC, Temukan dan Obati Sebelum Menyesal,” tegas Albenna.

Sementara itu, Chaca Annissa menjelaskan bahwa melalui program Desa dan Kelurahan Siaga TB, pemerintah ingin membawa gerakan penanggulangan TBC lebih dekat ke masyarakat.

Program ini merupakan bagian dari PHTC tahap kedua sekaligus wujud nyata komitmen Presiden untuk melindungi seluruh rakyat Indonesia dari ancaman TBC.

“Punahkan TBC bukan sekadar slogan. Ini adalah ajakan nyata untuk melindungi keluarga dan masa depan bangsa,” ungkap Chaca.

Selanjutnya, Chaca menekankan bahwa Desa dan Kelurahan Siaga TB akan diperkuat dengan kader-kader siaga sebagai garda terdepan untuk menjalankan prinsip TOSS (Temukan, Obati, Sampai Sembuh).

“Melalui gotong royong antara pemerintah dan masyarakat, target Indonesia Bebas TBC 2030 bukanlah sekadar angan, tetapi tujuan yang bisa dicapai bersama,” jelasnya.

Chaca juga menekankan bahwa upaya memunahkan TBC adalah bagian dari fondasi menuju Indonesia Emas 2045. Negara maju harus bebas dari penyakit menular seperti TBC agar rakyatnya bisa hidup sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi.

“Langkah memunahkan TBC harus dimulai dari lingkungan terdekat, dari desa dan kelurahan, karena di situlah kehidupan nyata berlangsung,” tutup Chaca.

Menurut Chaca dengan strategi nasional yang terkoordinasi dan partisipasi aktif masyarakat, Indonesia optimis mampu mewujudkan target bebas TBC pada tahun 2030 dan menjadi negara maju yang sehat di tahun 2045. (Redaksi/rilis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Wawako Tanjungpinang Sambut Perwakilan BPK, Bahas BMD

16 Oktober 2025 - 15:17 WIB

Pemkab Bintan Gelar Ekspose Hasil Kajian Pemekaran Kecamatan Bintan Timur

16 Oktober 2025 - 14:44 WIB

Prakiraan Cuaca BMKG untuk Wilayah Kepri Besok Hari

16 Oktober 2025 - 10:15 WIB

Kapolda Kepri Tinjau Tempat Kebakaran Kapal Federal II di Batam dan Jenguk Para Korban

16 Oktober 2025 - 07:58 WIB

Kapal MT Federal II Meledak di Batam, 10 Orang Tewas 21 Luka-Luka

16 Oktober 2025 - 07:51 WIB

Trending di Batam