TANJUNGPINANG,Kepri.info – Setiap penghujung tahun, warga yang bermukim di kawasan Jalan Basuki Rahmat Gang Tempinis IV, atau yang lebih dikenal dengan kawasan Kosgoro, Tanjungpinang, harus bersiap menghadapi banjir rob yang semakin menjadi ancaman rutin.
Fenomena ini telah berlangsung bertahun-tahun, menyebabkan kerugian materi dan mental bagi warga sekitar.
Nurhayati, seorang warga yang telah menetap selama 20 tahun, mengungkapkan bahwa banjir rob mulai terjadi sejak dilakukannya penimbunan kawasan wisata Tepi Laut.
Ia meyakini bahwa aktivitas tersebut menjadi penyebab utama musibah yang kini kerap melanda.
“Dulu saat suami saya masih hidup, tidak ada banjir. Namun, sejak ada penimbunan itu, kami mulai terkena dampak. Meskipun jaraknya jauh, kenyataannya banjir rob ini nyata dan menyusahkan,” ujarnya.
Berbagai upaya telah dilakukan warga, termasuk meminta solusi dari pemerintah.
Namun, hingga kini, belum ada langkah konkret yang benar-benar memberikan solusi atas masalah ini.
Bantuan juga dikatakan tak pernah menyentuh warga Kosgoro.
“Kami ini sudah seperti terpinggirkan. Tinggal di pinggir laut, tapi juga tak ada perhatian. Namun, kami tetap saling membantu warga yang terdampak,” tambah Nurhayati.
Puncaknya, banjir rob pada tahun 2022 lalu menjadi yang terparah.
Air menggenangi rumah hingga mencapai sepinggang orang dewasa.
Meski demikian, warga memilih bertahan tanpa mengungsi, meskipun pemerintah hanya datang melihat tanpa tindakan nyata.
“Kami sudah lelah. Kini, kami hanya menerima ini sebagai musibah tahunan yang tidak bisa dihindari,” tuturnya pasrah.
Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang mengeluarkan imbauan kepada masyarakat pesisir untuk mewaspadai banjir rob yang diperkirakan terjadi pada 12-18 Januari 2025.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Raja Haji Fisabilillah (RHF), A. Kosasih, menyebutkan bahwa kondisi ini dipengaruhi oleh fenomena perigee, yang meningkatkan pasang maksimum air laut.
“Warga diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir pesisir akibat fenomena ini,” tegas Kosasih.
Meski terus dihadapkan pada tantangan, solidaritas warga Kosgoro menjadi kekuatan dalam menghadapi musibah tahunan ini, sembari berharap perhatian lebih dari pemerintah untuk memberikan solusi jangka panjang.(Rik)