TANJUNGPINANG, Kepri.Info- Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon melakukan Napak tilas di Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Senin (10/3/2024).
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon Didampingi Gubernur Kepri Ansar Ahmad, ia mengunjungi berbagai situs bersejarah di pulau yang dikenal sebagai asal muasal Bahasa Indonesia.
Ia juga menyempatkan diri mencuci muka di sumur Balai Adat dan mengenakan pakaian adat Melayu di panggung pelaminan, tempat yang dulunya menjadi ruang pertemuan para sultan dan bangsawan.
Selain itu, Fadli Zon bersama Gubernur juga menyempatkan diri berkunjung ke Balai Maklumat Indera Sakti dan Kutubkhanah Marhum Ahmadi, dua perpustakaan yang menyimpan berbagai manuskrip dan kitab penting, baik yang diproduksi di Pulau Penyengat maupun yang didatangkan dari luar pulau itu.
Fadli Zon bersama Gubernur Ansar dan rombongan terlebih dahulu melaksanakan shalat zuhur berjamaah du Masjid Raya Sultan Riau sebelum akhirnya meninggalkan Pulau Penyengat.
Mendukung Pembangunan Tugu Bahasa
“Ini kali kedua saya ke Pulau Penyegat,” ujar Fadli Zon didampingi Gubernur Ansar dan Ketua LAM Kepri.
Kunjungannya keduanya ini dia katakan untuk melihat langsung berbagai situs dan artefak di pulau yang ditetapkan sebagai cagar budaya nasional itu.
Tonggak dari bahasa Melayu yang jadi dasar bahasa persatuan Indonesia, saya pikir Penyengat harus dijadikan sebagai pulau yang hidup, dinamis,
Ia juga berharap dilaksanakan berbagai kegiatan ekspresi budaya, ingin menghidupkan narasi dan literasi bahwa Pulau Penyengat merupakan pulau asal Bahasa Persatuan Indonesia.
“Kita tahu bahasa di negara kita sangat banyak. Kita tahu ada banyak warga negara kita dulunya tidak bisa berkomunikasi, sampai akhirnya dipersatukan oleh bahasa Indonesia yang tonggaknya berasal dari Pulau Penyengat ini,” ujar Fadli Zon.
Ia sangat mendukung adanya rencana Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau membangun monumen atau Tugu Bahasa di Pulau Penyengat.
“Mudah-mudahan dapat direalisasikan sebagai pengikat sejarah mengenai asal Bahasa Indonesia yang tidak dapat dilupakan,” tutupnya. (Rik)