TANJUNGPINANG,Kepri.info – Rangkaian Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kelurahan di Kota Tanjungpinang resmi berakhir pada Kamis (23/1/2025).
Dua kelurahan terakhir yang melaksanakan Musrenbang adalah Kelurahan Kemboja dan Kelurahan Tanjungpinang Barat, Kecamatan Tanjungpinang Barat.
Kepala Bappelitbang Kota Tanjungpinang, Riono, mengungkapkan bahwa seluruh rangkaian Musrenbang tingkat kelurahan diselesaikan dalam waktu sembilan hari secara maraton.
Selanjutnya, Musrenbang tingkat kecamatan akan berlangsung pada 3-4 Februari, diikuti dengan Musrenbang tingkat kota yang dijadwalkan pada 26 Februari 2025, sebelum bulan Ramadan.
“Musrenbang tingkat kota tetap dijadwalkan pada 26 Februari, menunggu pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih yang dijadwalkan pada 6 Februari,” ujar Riono saat menghadiri Musrenbang di Kelurahan Kemboja, yang berlangsung di Yayasan Xin Ling Fa Men Buddha, Jalan Bakar Batu.
Riono menekankan pentingnya kehadiran anggota DPRD dalam Musrenbang untuk mempercepat realisasi program prioritas masyarakat.
Menurutnya, dengan dukungan DPRD, beberapa program dapat langsung dimasukkan ke dalam pokok-pokok pikiran dewan dan direalisasikan sebelum tahun anggaran 2026.
Selain itu, Pemko Tanjungpinang juga menyelenggarakan Musrenbang tematik untuk memastikan setiap kelompok masyarakat terakomodasi dalam proses perencanaan pembangunan.
Musrenbang Pemuda, yang difasilitasi oleh Dispora, dijadwalkan pada awal Februari untuk mendengar aspirasi generasi muda.
Sementara itu, Musrenbang Perempuan telah dilaksanakan pada Desember 2024, disusul dengan Musrenbang Anak dan Musrenbang Disabilitas yang digelar bulan ini.
“Musrenbang tematik ini memberikan ruang bagi semua kelompok masyarakat, termasuk pemuda, perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas, untuk menyampaikan aspirasi mereka. Kami ingin memastikan semua kebutuhan dan gagasan mereka diakomodasi dalam perencanaan pembangunan kota,” jelas Riono.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tanjungpinang, Yulia Tri Mardani, memaparkan beberapa program pendataan yang sedang berjalan.
Sensus Ekonomi, Sensus Pertanian, dan Sensus Penduduk tengah dilakukan untuk mendukung perencanaan berbasis data.
“Pendataan ini mencakup berbagai sektor, mulai dari usaha, petani, peternak, hingga penduduk, guna menyediakan data akurat untuk pengambilan kebijakan di Kota Tanjungpinang,” ujar Yulia.
Dengan selesainya Musrenbang tingkat kelurahan, fokus pembangunan Kota Tanjungpinang kini beralih ke tingkat kecamatan, kota, dan kelompok tematik.
Proses ini diharapkan mampu mengakomodasi seluruh kebutuhan masyarakat dan menciptakan pembangunan yang inklusif serta berkelanjutan.(Rik)