oleh

Kasus DBD Meningkat, Ketua Komisi I DPRD Natuna Datangi RSUD

Ketua Komisi I DPRD Natuna, Wan Arismunandar Berbincang Bersama Direktur RSUD Membahas Terkait Kasus DBD.

 

NATUNA, Kepri.info – Meningkatnya kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kabupaten Natuna membuat Ketua Komisi I DPRD Natuna, Wan Arismunandar prihatin dan angkat bicara.

Terkait hal ini, Politisi Partai Nasdem itu melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di puskesmas Ranai dan RSUD Natuna. Senin, (24/03).

Kondisi terkini berdasarkan data di Dinas kesehatan, pasien DBD mengalami peningkatan menjadi 37 kasus.

Diantaranya di Kecamatan Pulau Tiga Barat, Kecamatan Bunguran Tengah, Kecamatan Bunguran Selamat, Kecamatan Bunguran Barat dan Kecamatan Bunguran Timur.

Ketua Komisi yang membawahi kesehatan itu mengatakan, sidak tersebut dilakukan setelah menerima informasi terjadinya peningkatan pasien kasus demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di puskesmas dan RSUD.

Ketua Komisi I DPRD Natuna, Wan Arismunandar Memantau Langsung Kondisi Ruangan Khusus Untuk Penanganan Pasien DBD.

Kondisi tersebut menuntut penangan pencegahan yang cepat dan harus dilaksanakan pemerintah daerah menyambut bulan puasa Ramadhan yang tentunya imun masyarakat akan menurun dan rentan terkena DBD.

“Dari informasinya DBD meningkat dibandingkan tahun 2023 kemarin. Kalau dilihat dari trennya dari bulan Januari ke Februari itu ada peningkatan, dari zero sehingga terjadi wabah dan meningkatnya luar biasa,” katanya.

Saat melakukan sidak Wan Aris juga sempat mengunjungi pasien DBD yang sedang rawat inap di RSUD. Dua diantaranya pasien anak anak dan dua pasien dewasa. Sidak tersebut untuk mencari tahu sumber asal munculnya kasus DBD.

“Dari hasil diskusi di puskesmas dan RSUD ini, saya akan melanjutkannya untuk membicarakan dengan pimpinan DPRD. Untuk bisa dibicarakan dengan Bupati Natuna, supaya bisa dilakukan penanganan lebih cepat dan lebih masif,” ujarnya.

Ketua Komisi I DPRD Natuna, Wan Arismunandar Berkomunikasi Dengan Salah Seorang Dokter Yang Sedang Piket Pada Saat Itu.

Menurutnya, kasus DBD tidak cukup hanya pada penanganan pasien. Namun harus berlanjut pada sumber wabahnya.

DPRD akan mendukung program penanganan pencegahan wabah termasuk soal anggaran yang dibutuhkan.

Wan Aris menilai, pencegahan dengan foging saja tidak cukup. Karena hanya menunda dan membunuh nyamuk dewasa. Tapi tidak pada jentik nyamuknya.

Saya berharap, Pemerintah daerah dapat melibatkan seluruh stakeholder terkait untuk melakukan pencegahan, pembersihan lingkungan secara luar biasa.

“Dukungan anggaran kita pastikan, kalau ada sesuatu dan lain-lain seperti ini yang terjadi di luar dugaan pasti ada kekurangan anggarannya,” pungkasnya. Zal/Adv).

Komentar